ISU-ISU AKTUAL METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

husnizar husnizar

Abstract


Perjalanan ilmu pengetahuan sepanjang sejarah Islam tercatat dan dimulai dari sejak abad 7 H sampai dengan abad ke 15 H. Informasi ini dapat ditemukan secara impirik saat Islam menjadi agama yang menjelajah keberbagai penjuru dunia. Hal ini juga dapat dimengerti dari misi utamanya yang ditampilkan al-Qur’an sebagai agama rahmatan lil alamin. Bukti lain juga dapat dipahami dari fakta sejarah yang  pernah menjadi kekuatan besar dan  bagian terpenting dalam sejarah peradaban dunia. Substansinya tidak hanya mencakup persoalan yang trasedental, akan tetapi meliputi berbagai persoalan humanistic multi komplek, baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, maupun dimensi-dimensi lainnya dalam kehidupan ummat manusia. Jika tinjau dari power perkembangannya, tentu Islam di masa-masa awalnya  telah mengalami perkembangan yang maha dahsyat, apalagi terkait erat dengan persoalan-persoalan historis cultural. Salah satu persoalan mendesak untuk segera dipecahkan adalah masalah metodologi. Hal ini disebabkan oleh dua hal penting. Pertama, kelemahan di kalangan umat Islam sendiri dalam mengkaji Islam secara komperehensif adalah masih minimnya penguasaan  metodologi. Yang kedua, kelemahan umat Islam, khususnya di Indonesia, tidak menjadi produsen pemikiran, akan tetapi hanya sebagai konsumen pemikiran. Jadi kelemahan umat Islam bukan terletak pada kurangnya penguasaan materi namun lebih pada kurangnya penguasaan cara-cara penyajian materi yang tepat dan akurat.

Keywords


Isue, metodologi dan pendidikan Islam

Full Text:

PDF

References


Makna al-Karimah, sebenarnya ada dalam dada manusia, al-Karimah identik dengan keikhlasan di dalam hati yang paling dalam atau sering disebut an-Nuhyah atau al-Hilmu, Keikhlasan sendiri akan memunculkan perasaan taqwa dalam diri seseorang. Dalam sabda Rasulullah” at-Taqwa haa Hunaa” sambil menyebutkan nabi menunjukkan tangan ke dadanya sendiri. Jadi makarimal akhlaq, sebenarnya ada dalam dada, atau sering diistilahkan al-Halim. Alhalim inilah yang dinamakan al-akhlaq al-Karimah.

Bahkan nabi dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak atau generasi muda sekalipun, beliau mencoba mengalihkan realitas pendidikan indrawi menjadi pendidikan spiritual, atau kejiwaan yang berkaitan dengan keimanan, akhlaq dan perilaku. Lihat: Muhammad alawi al-Maliki, Prinsip Pendidikan Rasulullah, (Jakarta: Gramedia, 2005), hal. 57-59.

Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran, (Jakarta: Gema Insani Press, 1987), hal. 41- 43.

Wawancara dengan Dr. Maskur Samir, MA., (Dosen Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry), Banda Aceh, tanggal, 25 Agustus 2017.

Wawancara dengan Ibu Rahmiati, S. Ag. Guru MIN Banda Aceh, Banda Aceh, tanggal 8 September 2017.

Wawancara dengan Zulkifli, M. Pd., (Mantan Kepala MTsN Model) Banda Aceh, tanggal, 10 Agustus 2017, di, Banda Aceh.

Wawancara dengan Ibu Asmahan Nur, S. Ag. MA. (Pengawas Pendidikan dari Kemenag), Banda Aceh, tanggal, 25 Agustus 2017.

Wawancara dengan Prof. M. Nasir Budiman, MA.(Guru Besar Pascasarjana UIN Ar-Raniry), Banda Aceh, tanggal 17 Agustus 2017.

Wawancara dengan Prof. Warul Walidin AK, MA., (Guru Besar Pascasarjana UIN Ar-Raniry dan tokoh Pendidikan Aceh pada MPD), Banda Aceh, tanggal 11 Juli 2017.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 INDEXED BY:

 

JURNAL MIMBAR AKADEMIKA: Media Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan

ISSN Print: 2527-3256

ISSN Online: 2621-9247