MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Abstract

Bila dikaji tentang menurunnya mutu pendidikan di Indonesia, dapat dilihat sistem manajemen yang digunakan di sekolah, baik menyangkut kegiatan pembelajaran, manajemen sekolah, maupun partisipasi masyarakat. Karena sistem yang terlalu sentralistik dalam manajemen pendidikan, maka banyak hal yang menjadi masalah. Misalnya: rendahnya aktivitas belajar mengajar, kurang terbukanya kepala sekolah dalam mengelolah keuangan dan rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kemajuan sekolah. Dan ini kita bisa lihat bahwa biasanya kepala sekolah mengundang pengurus Komite dan masyarakat apabila ada sesuatu yang diinginkan. Misalnya, sekolah akan membuat pagar sekolah, renovasi sekolah, dan lainnya. Manajemen berbasis sekolah merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (Perlibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelolah sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan perioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agara mereka lebih memahami membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Dalam hal itu, kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula dilakukan oleh sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berfungsi untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi tersebut adalah diperoleh melalui keleluasaan  mengelola sumber daya, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh melalui  partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah, serta berlakunya sistem insentif dan disinsentif