NILAI-NILAI EDUKASI DALAM PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW

Lismijar Lismijar

Abstract


Salah satu persitiwa bersejarah yang terjadi atas Nabi Muhammad adalah
peristiwa hijrah, yakni perpindahan domisili Nabi dari Makkah kota
kelahirannya ke Madinah. Perpindahan yang dilakukan Nabi di masa itu
bukanlah perpindahan biasa seperti yang sering terjadi dalam masyarakat
modern sekarang ini. Hijrah telah mengeluarkan manusia dari kegelapan,
menyelamatkan dari kehancuran, membebaskan dari kebingungan dan
mendorong pada jalan kebaikan dan pembangunan umat. Dengan hijrah
terbinalah kehidupan yang kuat atas dasar ukhwah seagama dan solidaritas
manusia yang universal sehingga menjadi akrab. Nabi beserta sahabatnya
yang masih sedikit pindah dari Makkah menuju Madinah bukan karena
pelarian dan penderitaan, bukan pula menghindari siksaan ataupun bukan
mencari rizki karena mengejar urusan duniawi di Madinah yang subur
melainkan karena perintah Allah. Oleh karena itu tujuan pembahasan ini
adalah untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai pendidikan dalam peristiwa
hijrah nabi Muhammad SAW. Pembahasan ini menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang membahas masalah yang ada
pada masa sekarang dengan menggunakan analisis-analisis yang tajam
berdasarkan konsep para ahli. Sedangkan dalam pengumpulan data penulis
menggunakan penelitian kepustakaan, yaitu dengan menelaah buku-buku
yang tersedia di perpustakaan ataupun karya tulis lainnya yang
berhubungan dengan kajian ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad pada dasarnya bukan
sekedar peristiwa sejarah biasa, akan tetapi memiliki nilai edukasi
(pendidikan
) bagi kaum muslimin. Beberapa nilai pendidikan yang bisa
diambil dari peristiwa hijrah adalah: peningkatan trilogi kecerdasan.
Manusia memiliki tiga kecerdasan, yakni kecerdasan intelektual
(IQ
)
Kecerdasan Emosional
(EQ
) dan Kecerdasan Spiritual
(SQ
). Peristiwa hijrah
yang dilakukan Nabi mengajarkan betapa ketiga kecerdasan tersebut sangat
diperlukan dalam kehidupan manusia, bahkan seorang Nabi-pun
memerlukannya. Muhasabah, yakni introspeksi diri. Dalam peristiwa
hijarah ditunjukkan introspeksi sangat diperlukan sebagai upaya
membangun sadar diri, sadar posisi dan sadar potensi. Visioner, yakni
penuh pertmbangan. Hijrah mengajarkan kita untuk penuh pertimbanganyang rasional dalam menghadapi hidup. Fastabiqul Khairat, yakni
berlomba-lomba dalam kebajikan. Hal ini dapat dlihat dari apa yang
dlakukan warga Madinah dalam menyambut kedatangan Rasulullah.

Keywords


Nilai, Edukasi, Hijrah Nabi Muhammad

Full Text:

PDF

References


Ahmad Abdul Adhim Muhammad, Strategi Hijrah, Tiga Serangkai, Solo:

Ahmad Salabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta Selatan, PT. Al Husna

Zikra, thn 1982.

Danah Zohar dan Ian Marshal, Berfikir Ifolistik untuk Memaknai Kehidupan

Bandung: Mizan, 2001.

Darnim Daud, Program Pendidikan Damai, Aceh UNISEF, 2002.

Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah , Pustaka Alkautsar, Jakarta Timur: 1999.

J.P Chaplin Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta, Rajawali Press, 1981.

Karent Amstrong, Muhammad Sang Nabi, Surabaya, Risalah Gusti, Tahun

M. D. Dahlan, Khutbah Jum'at dan ‘Idain dari Kampus Seri 3, Bandung: CV.

Diponegoro, 1994.

Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: PT Tinta

Mas, 2001.

Sehat Ikhsan Shadiqin, Dialog Tasawuf dan Psikologi Ar-Raniry Press, Banda

Aceh: 2004.

Syaikh Syafiyyur Pah Man Al-Mubarak Fury, Sirah Nabawiyah, Jakarta

Timur, Pustaka Al Kausar 1997.

Syeikh Saleh Ibnu 'Abdul 'Azis Ibnu Muhammad Al-Syeikh, Tafsir dan

Terjemahannnya, Jakarta: 1971.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 INDEXED BY:

 

JURNAL MIMBAR AKADEMIKA: Media Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan

ISSN Print: 2527-3256

ISSN Online: 2621-9247